Berita  

Pakar Harvard Sebut Hal Ini Sebagai Efek Dari Asupan Serat Harian Yang Teratur

pakar harvard sebut hal ini sebagai efek dari asupan serat harian yang teratur 0b4af34

Dokteria.com - Serat penting untuk kesehatan pencernaan. Kandungan serat yang dikonsumsi dapat membuat buang air besar menjadi lebih lancar karena serat dapat melunakkan tinja dan menambah massa tinja.

Serat juga menawarkan manfaat lain untuk mikrobioma dan kesehatan Anda secara keseluruhan. Pola makan kaya serat membantu mengontrol berat badan dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Orang yang mengonsumsi cukup serat memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker, menurut sebuah penelitian yang mengutip Harvard Health Publications.

Studi terbaru menyarankan orang untuk meningkatkan asupan serat selama diet.

Jika Anda ingin menambahkan lebih banyak makanan kaya serat ke dalam pola makan Anda, lakukan secara bertahap dan jangan lupa minum banyak air. Sistem pencernaan Anda perlu beradaptasi secara perlahan untuk menghindari gas, kembung, diare, dan kram perut yang disebabkan oleh kebiasaan makan terlalu banyak dan terlalu cepat. Tubuh Anda secara bertahap akan menyesuaikan diri dengan peningkatan serat setelah sekitar satu minggu.

Untuk setiap 1.000 kalori yang Anda makan, Anda membutuhkan 14 gram serat. Asupan kalori spesifik dapat bervariasi tergantung pada tingkat aktivitas seseorang.

Namun alih-alih menghitung asupan serat harian Anda, fokuslah untuk menambahkan lebih banyak makanan berserat tinggi ke dalam diet Anda, kata Eric Rimm, PhD, profesor epidemiologi dan nutrisi di Harvard TH Chan School of Public Health.

Makanan kaya serat seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan kacang-kacangan dapat dikonsumsi utuh, sangat bermanfaat untuk diet. Suplemen serat yang dijual bebas dalam bentuk kapsul atau bubuk yang dicampur air juga merupakan alternatif, namun tetap tidak dapat digunakan sebagai sumber serat utama.

“Jika Anda memang kesulitan mengonsumsi makanan yang mengandung serat, Anda bisa mengonsumsinya sesekali. Meski belum terbukti berbahaya, namun tetap tidak boleh dijadikan sumber serat utama dalam pola makan Anda. ,” kata Reem.

Sumber: Ghefira Nur Fatimah – detikHealth