Abses Otak

Abses Otak
Abses otak merupakan suatu penyakit, di mana terbentuk kantung berisi nanah pada bagian otak tertentu.

Pengertian

Dokteria.com - Abses otak merupakan suatu penyakit, di mana terbentuk kantung berisi nanah pada bagian otak tertentu. Penyakit ini umumnya muncul setelah seseorang menderita infeksi dalam tubuhnya dan kuman penyebab infeksi tersebut menyebar ke otak. Selain infeksi, kecelakaan yang mengakibatkan benturan kepala juga berpotensi menyebabkan abses otak.

Abses otak merupakan salah satu kondisi gawat darurat dalam bidang saraf yang harus segera ditangani dengan optimal karena dapat mengancam nyawa penderitanya.

Diagnosis

Penentuan diagnosis abses otak dilakukan dengan wawancara medis. Pada pasien dengan abses otak, umumnya didapati riwayat penyakit tertentu yang berpotensi menyebar ke otak atau adanya penyakit yang menyebabkan penurunan system kekebalan tubuh, misalnya HIV. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya gejala yang mengarah pada kelainan di otak, misalnya kelemahan satu sisi tubuh atau gangguan wicara.

Untuk memastikan abses otak, serangkaian pemeriksaan penunjang akan dilakukan, seperti:

  • Pemeriksaan darah

Adanya infeksi pada tubuh dapat diketahui dari hasil pemeriksaan darah

  • Computed Tomography (CT) Scan otak

CT scan otak adalah prosedur pencitraan menggunakan sinar X untuk mengetahui detail di dalam otak.

  • Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Tujuan MRI sebenarnya sama seperti CT-scan otak, namun metode ini tidak menggunakan sinar X melainkan gelombang elektromagnetik.

  • CT- guided aspiration

Menggunakan panduan CT-scan, pengambilan nanah di dalam abses dilakukan untuk pemeriksaan jenis kuman di bawah mikroskop.

Penyebab

Berbagai kondisi dapat melatarbelakangi terjadinya abses otak, seperti:

  • Infeksi di sekitar kepala seperti sinusitis, infeksi telinga atau rongga mulut yang menyebar ke otak
  • Infeksi di bagian tubuh lainnya seperti infeksi di paru yang kemudian menyebar ke rongga kepala dan otak
  • Kecelakaan yang melibatkan benturan kepala dan menyebabkan retakan tulang tengkorak. Kuman dan jamur penyebab abses otak dapat masuk melalui retakan ini.

Gejala

Gejala dapat timbul segera setelah terbentuknya abses otak atau berjeda cukup lama. Gejala yang umumnya dialami meliputi:

  • Nyeri kepala hebat yang tidak reda dengan antinyeri biasa
  • Penurunan kesadaran
  • Kelemahan satu sisi tubuh
  • Bicara tidak jelas atau meracau
  • Demam tinggi >38oC
  • Kejang
  • Mual dan muntah
  • Leher kaku
  • Penglihatan ganda

Gejala yang dialami berbeda-beda antara satu penderita dengan penderita lainnya, bergantung pada bagian otak tempat abses berada. Bila abses berada di pusat wicara di otak, maka gangguan bicara yang jadi gejala utamanya.

Pengobatan

Pengobatan abses otak harus dilakukan dengan segera. Abses otak yang tidak segera tertangani berpotensi menyebabkan gangguan peredarah darah akibat tekanan oleh massa abses. Selain itu, abses otak yang ukurannya besar juga berisiko pecah dan mengakibatkan penyebaran nanah yang sulit dikeluarkan.

Untuk mengobati abses otak, berbagai modalitas pengobatan dilakukan seperti:

  • Obat-obatan: antibiotik atau antijamur
  • Operasi evakuasi nanah, baik melalui lubang kecil yang dibuat di tengkorak maupun pembedahan besar tempurung kepala.

Komplikasi

Bila tidak tertangani dengan optimal, abses otak dapat berujung pada berbagai komplikasi, seperti:

  • Kerusakan otak permanen
  • Kejang berulang dan epilepsi
  • Meningitis atau radang selaput otak
  • Abses berulang

Pencegahan

Abses otak dapat dicegah dengan menghindari berbagai faktor risikonya. Pada seseorang dengan HIV misalnya, minum obat antiretroviral (ARV) secara rutin dan menghindari penularan penyakit dapat menjadi salah satu cara pencegahan abses otak.

Pada kasus trauma kepala, operasi patah tulang atau retak tulang tengkorak dapat membantu menutup celah yang terjadi dan berpotensi dimasuki bakteri dan jamur ini.

Referensi: https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-saraf-dan-otak/abses-otak

Dapatkan Informasi Kesehatan Terbaru dengan mengikuti kami di Google News


Informasi yang Dokteria berikan tidak boleh dianggap sebagai saran medis yang memenuhi kebutuhan individu dan tidak boleh digunakan untuk menggantikan pendapat dokter atau profesional kesehatan lainnya.

Dokteria membantu memberikan informasi tentang penyakit, gejala, penyebab, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan. Namun, selalu disarankan untuk meminta saran medis dari dokter yang terlatih dan memiliki kualifikasi yang tepat.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki masalah kesehatan atau kekhawatiran.

Sekian pembahasan dari Dokteria pada kesempatan kali ini. Semoga informasi yang diberikan tersebut bisa memenuhi informasi yang sedang Anda cari dan Jangan lupa untuk membagikan artikel ini agar bermanfaat untuk semuanya ya kaa..

Hidup Sehat dan Ceria Bersama Dokteria…