Acetylcysteine

Dokteria.com - Acetylcysteine dipakai untuk mengencerkan dahak dan menangani keracunan paracetamol. Apa sih kandungannya? Yuk kita simak di sini.

Acetylcysteine dipakai untuk mengencerkan dahak dan menangani keracunan paracetamol. Apa sih kandungannya? Yuk kita simak di sini.

Acetylcysteine

Kelompok Obat keras (cairan inhalasi, cairan infus), obat bebas terbatas (kapsul)
Kelompok obat Obat pilek dan batuk; antidot dan agen detoksifikasi
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak
Bentuk obat Kapsul, cairan inhalasi, cairan infus
Acetylcysteine untuk ibu hamil dan menyusui Kelompok B: 

Studi pada binatang tak menampilkan adanya risiko terhadap bayi dalam kandungan. Tetapi, studi pada wanita hamil masih sungguh-sungguh terbatas.

Peringatan menyusui

Tak diketahui apakah acetylcysteine terserap ke dalam ASI atau tak. Sebelum menerapkan obat ini, diskusikan terpenting dulu terhadap dokter.

Merek Dagang

Kapsul: Acetin 200, Fluimucil, Mucylin, Nytex

Cairan inhalasi: Fluimucil, N-Ace, Respicyl

Cairan infus: Resfar, Hidonac

Pengertian

Acetylcysteine merupakan obat generik yang tersedia dalam bentuk kapsul, cairan inhalasi, dan cairan infus.

Obat ini berfungsi untuk mengencerkan dahak serta menangani keadaan keracunan paracetamol. Obat Acetylcysteine bekerja dengan sistem menurunkan kekentalan dahak.

Kelompok kasus keracunan parasetamol, Acetylcysteine bekerja dengan meningkatkan kadar glutathione, antioksidan yang dapat menetralkan senyawa beracun.

Simak serba-serbi lengkap seputar Acetylcysteine di bawah ini.

Keterangan

1. Acetylcysteine Kapsul

  • Kelompok: Obat bebas terbatas
  • Kelas Terapi: Obat pilek dan batuk, antidot dan agen detoksifikasi
  • Kelompok: Acetylcysteine 200 mg
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Boks, 6 strip @10 kapsul; boks, 10 strip @10 kapsul
  • Farmasi: Pyridam Farma; Yarindo Farmatama; Indofarma; Nulab Pharmaceutical; Guardian Pharmatama; Etercon Pharma; Mahakam Beta Farma
  • Harga Acetylcysteine Kapsul: Rp9.500 – Rp15.000/strip

2. Acetylcysteine Cairan Inhalasi

  • Kelompok: Obat keras
  • Kelas Terapi: Obat pilek dan batuk, antidot dan agen detoksifikasi
  • Kelompok: Acetylcysteine 100 mg/ml
  • Satuan Penjualan: Ampul
  • Kemasan: Boks, 5 ampul @3 ml
  • Farmasi: Dexa Medica
  • Harga Acetylcysteine Cairan Inhalasi: Rp8.900 – Rp11.000/ampul

3. Acetylcysteine Cairan Infus

  • Kelompok: Obat keras
  • Kelas Terapi: Obat pilek dan batuk, antidot dan agen detoksifikasi
  • Kelompok: Acetylcysteine 200 mg/ml
  • Satuan Penjualan: Vial
  • Kemasan: Boks, 1 vial @25 ml
  • Farmasi: Pratapa Nirmala
  • Harga Acetylcysteine cairan infus: Rp200.000 – Rp300.000/vial

Bentuk Lainnya: Batuk Kecil di Pagi Hari, Kenali Kemungkinan Penyebabnya

Kegunaan

Obat Acetylcysteine berguna untuk mengencerkan dahak dan memecahkan keracunan paracetamol.

Dosis dan Bentuk Kecil

Acetylcysteine merupakan obat keras yang membutuhkan resep dokter. Bentuk awam, undang-undang penggunaannya merupakan sebagai berikut.

Tujuan: mukolitik

Bentuk: kapsul

  • Dewasa: 1 kapsul 2-3 kali sehari.
  • Kecil 6-14 tahun: 1 kapsul 2 kali sehari.

Tujuan: Mukolitik

Bentuk: cairan inhalasi

  • Dewasa: 

Sebagai larutan 10%: 6-10 ml, diberikan 3-4 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 2-20 ml diberikan tiap-tiap 2-6 jam jikalau dibutuhkan.

Sebagai larutan 20%: 3-5 ml, diberikan 3-4 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 1-10 mL diberikan tiap-tiap 2-6 tiap-tiap jam layak keperluan.

  • Kecil: Sama seperti dosis orang dewasa.

Tujuan: menangani keracunan Paracetamol

Bentuk: cairan infus

  • Dewasa: mulanya diberikan 150 mg/kg (maksimal: 16,5 g) dalam 200 ml pengencer selama lebih dari 1 jam. Dilanjutkan dengan dosis 50 mg/kg (maksimal 5,5 g) dalam pengencer 500 ml selama 4 jam. Kemudian diberikan dosis 100 mg/kg (maksimal 11 g) dalam 1 L pengencer selama 16 jam ke depan.
  • Kecil dengan berat badan mulanya diberikan 150 mg/kg BB dalam 3 ml/kg berat badan pengencer selama 1 jam. Dilanjutkan dengan dosis 50 mg/kg BB dalam 7 mL/kg BB pengencer selama 4 jam. Kemudian diberikan dosis 100 mg/kg dalam 14 ml/kg pengencer lebih 16 jam.
  • Kecil dengan berat badan 20-39 kg: mulanya diberikan dosis 150 mg/kg BB dalam 100 ml pengencer selama 1 jam. Dilanjutkan dengan dosis 50 mg/kg BB dalam pengencer 250 ml selama 4 jam. Kemudian diberikan dosis 100 mg/kg dalam 500 ml pengencer selama 16 jam.
  • Kecil dengan berat badan ≥40 kg: sama seperti dosis dewasa.

Bila Artikel

Berdahak Acetylcysteine layak dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter. Jangan menerapkan lebih dari dosis yang dianjurkan.

Acetylcysteine kapsul dikonsumsi sesudah makan. Acetylcysteine cairan inhalasi dipakai untuk dihirup melalui mulut menerapkan nebulizer (mesin yang merubah obat menjadi kabut yang dapat dihirup).

Bila Penyimpanan

Berikut merupakan undang-undang penyimpanan obat Acetylcysteine:

  • Kapsul dan cairan yang belum dibuka: 20-25 derajat Celsius.
  • Cairan inhalasi: sesudah terpapar udara, simpan pada temperatur 2-8 derajat Celsius dan pakai dalam 96 jam.

Efek Samping

Efek samping yang dapat timbul selama penerapan Acetylcysteine, merupakan:

  • Mual
  • Muntah
  • Demam
  • Berkeringat
  • Kemerahan
  • Gatal
  • Nyeri sendi
  • Gangguan fungsi hati
  • Henti nafas

Overdosis

Pada pemberian oral, gejala overdosis Acetylcysteine yang timbul, antara lain:

  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Kelompok anafilaksis

Kelompok timbul gejala overdosis pada pasien, lantas bawa ke rumah sakit.

Kontraindikasi

Bubuk oral untuk larutan dan tablet effervescent tak boleh diberikan terhadap anak usia di bawah 2 tahun.

Bentuk Lainnya: Batuk Kecil Terus-menerus, Awas Bronkiektasis!

Interaksi Obat

Berikut merupakan interaksi Acetylcysteine dengan obat lain:

  • Menumpukkan sekresi bronkial dengan antitusif
  • Meminimalkan efek jikalau dipakai dengan arang aktif
  • Bila menurunkan efek farmakologis dari antibiotik

Kelompok Kehamilan

Kelompok B: Studi pada binatang tak menampilkan adanya risiko terhadap bayi dalam kandungan. Tetapi, studi pada wanita hamil masih sungguh-sungguh terbatas.

Peringatan Menyusui

Tak diketahui apakah acetylcysteine terserap ke dalam ASI atau tak. Sebelum menerapkan obat ini, diskusikan terpenting dulu terhadap dokter.

Efek samping yang dapat timbul selama penerapan Acetylcysteine merupakan:

  • mual
  • muntah
  • demam
  • berkeringat
  • kemerahan
  • gatal
  • nyeri sendi
  • gangguan fungsi hati
  • henti nafas

Overdosis

Pada pemberian oral, gejala overdosis Acetylcysteine yang timbul, antara lain:

  • mual
  • muntah
  • diare
  • respons anafilaksis

Kelompok timbul gejala overdosis pada pasien, lantas bawa ke rumah sakit.

Kontraindikasi

Jangan dipakai jikalau Anda alergi atau hipersensitif terhadap Acetylcysteine.

Interaksi Obat

Berikut merupakan interaksi Acetylcysteine dengan obat lain:

  • menumpukkan sekresi bronkial dengan antitusif
  • meminimalkan efek jikalau dipakai dengan arang aktif
  • dapat menurunkan efek farmakologis dari antibiotik

Peringatan dan Perhatian

Referensi-hati penerapan pada pasien dengan keadaan:

  • riwayat atopi dan asma
  • riwayat bronkospasme
  • riwayat penyakit tukak lambung, varises esofagus
  • anak-anak
  • hamil dan menyusui

Kelompok Kehamilan

Acetylcysteine tergolong dalam kelompok B. Studi pada binatang tak menampilkan adanya risiko terhadap bayi dalam kandungan. Tetapi, studi pada wanita hamil masih sungguh-sungguh terbatas.

Peringatan Kehamilan

Sebelum menerapkan obat ini, konsultasikan dulu dengan dokter.

Peringatan Menyusui

Tak diketahui apakah Acetylcysteine terserap ke dalam ASI atau tak. Sebelum menerapkan obat ini, diskusikan terpenting dulu terhadap dokter.

Penyakit

  • Batuk berdahak
  • Keracunan paracetamol

Obat Sejenis

  • Fluimucil
  • Mucylin
  • Nytex
  • Acetin
  • N-Ace
  • Respicyl

Referensi:

  • MIMS Indonesia. Acetylcysteine.
  • OGB Dexa. Acetylcysteine.
  • Medline Plus. Acetylcysteine Oral Inhalation.
  • KlikDokter. Acetylcysteine.

Dapatkan Informasi Kesehatan Terbaru dengan mengikuti kami di Google News


Informasi yang Dokteria berikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Sekian pembahasan dari Dokteria pada kesempatan kali ini. Semoga informasi yang diberikan tersebut bisa memenuhi informasi yang sedang Anda cari dan Jangan lupa untuk membagikan artikel ini agar bermanfaat untuk semuanya ya kaa..

Hidup Sehat dan Ceria Bersama Dokteria…